Kontes Ayam Burgo

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Kontes ayam burgo di Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Kontes dibagi menjadi dua ketegori, yaitu ayam burgo turunan yang masih sangat mirip dengan ayam hutan merah (keturunan F1, F2 dan F3) dan ayam burgo turunan yang lebih banyak karakteristik ayam kampung (F4 ke atas). Ayam burgo dinilai penampakan morfologi dan suara kokoknya. Kontes ayam burgo ini sepengetahuan saya yang pertama kali di Bengkulu. Rencananya, Pemerintah Daerah Propinsi juga akan menyelenggarakan kontes ayam burgo ini bulan Oktober 2015 mendatang.

Untuk lebih mendalami ayam burgo (brugo) dan ayam hutan merah lihat di sini. Empat jenis ayam hutan yang sudah langka di sini. Gambar ayam hutan hijau di sini. Gambar ayam hutan merah di sini. Gambar ayam hutan kelabu di sini. Ayam hutan Srilangka di sini.

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU RUMAH TANGGA  DALAM MEMILIH, MENYIMPAN, DAN MENGOLAH KARKAS AYAM DALAM UPAYA PENINGKATAN KESADARAN GIZI MASYARAKAT

Pada hari Sabtu tanggal 19 Agustus 2023 tim pengabdian pada masyarakat Jurusan Peternakan Unib (Urip Santoso, Desia Kaharuddin dan Muhammad Dani) telah melakukan pengabdian pada masyarakat di Kelurahan Rawa Makmur, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu. Adapun topik pengabdiannya adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu rumah tangga dalam emmilih, menyimpan, dan mengolah karkas ayam dalam upaya peningkatan kesadaran gizi masyarakat. Pengetahuan dan keterampilan ini penting bagi ibu rumah tangga, sebab merekalah yang biasanya bertugas menyiapkan makanan dalam rumah tangga. Dalam pengabdian tersebut dikenalkan apa itu karkas ayam, mengenal komposisi gizi daging ayam seperti protein, mineral, vitamin, lemak, kolesterol yang ada dalam daging ayam. Pengenalan komposisi gizi daging ayam sangat penting agar ibu-ibu menjadi lebih sadar akan gizi karkas ayam, yang sangat baik bagi kesehatan tubuh. Selain itu, disajikan pula bagaimana memilih, menyimpan dan mengolah karkas ayam agar tetap bergizi, bebas mikroba patogen. Dalam pengabdian tersebut juga disampaikan bagaimana membedakan ayam segar, ayam formalin, ayam gelonggongan dan ayam tiren. Pengetahuan ini sangat penting bagi ibu rumah tangga agar tidak salah dalam memilih karkas ayam di pasar.

               

Dalam pengabdian ini, ibu-ibu diminta membedakan ayam segar, ayam tiren, ayam gelonggongan dan ayam formalin melalui gambar yang disediakan oleh tim pengabdi. Peserta pengabdian yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga sangat antusias dalam mengikuti pengabidan pada masyarakat ini, dan termotivasi untuk meningkatkan kehati-hatian dalam membeli, menyimpan dan mengolah karkas ayam. Dalam seksi diskusi ibu-ibu mengkonfirmasi beberapa hal tentang membedakan ayam yang tidak segar tersebut di pasar, sebab sering ayam yang dijual telah dipotong-potong. Untuk mengatasi hal ini, maka disarankan agar ibu-ibu membeli karkas ayam utuh. Dengan pengabdian ini, ibu-ibu rumah tangga menjadi lebih sadar betapa pentingnya memilih, menyimpan dan mengolah karkas ayam agar tetap bergizi dan bebas mikroba patogen, dan akan lebih hati-hati ketika membeli karkas ayam.

SOSIALISASI KONSUMSI PROTEIN HEWANI ASAL TERNAK DI DESA MARGA SAKTI, PADANG JAYA, BENGKULU UTARA

Pada hari minggu tanggal 13 Mei 2023 tim pengabdian pada masyarakat Jurusan Peternakan Unib (Urip Santoso, Yosi Fenita dan Muhammad Dani) telah melakukan sosialisasi konsumsi protein hewani asal ternak. Konsumsi protein hewani asal ternak sangat penting bagi kesehatan manusia. Sumber protein ini kaya akan protein yang seimbang asam aminonya,  mineral, dan vitamin. Kebutuhan protein bagi manusia dewasa sekitar 1 g/kg berat badan. Jadi jika seseorang mempunyai berat badan 60 kg, maka kebutuhan protein hariannya adalah 60 g. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dari 25% protein asal hewan, yang terdiri atas 2/3 bagian protein asal ikan dan 1/3 bagian protein hewani asal ternak, dan 75% protein berasal dari nabati. Jadi jika kebutuhannya 60 g, maka 15 g berasal dari protein hewani. Protein hewani ini 2/3 bagian dari ikan atau sama dengan 10 g dari ikan dan 5 g dari ternak. Protein nabati sebesar 45 g per hari. Untuk di Indoensia telah ditetapkan bahwa penduduk Indonesia dianjurkan minim al mengkonsumsi protein asal ternak sebanyak 6 g per kapita per hari. Target konsumsi ini secara rata-rata di Indonesia telah terpenuhi dan bahkan melebih target. Namun, ternyata masih ada kesenjangan yang sangat lebar dimana ada daerah yang konsumsinya berlebihan dan ada daerah yang masih sangat kurang konsumsinya.

Tidak terpenuhinya konsumsi hewani asal ternak di daerah-daerah tertentu disebabkan oleh antara lain kurangnya kesadaran gizi dan/atau rendahnya pendapatan keluarga. Untuk itu, upaya sosialisasi konsumsi protein hewani asal ternak perlu digalakkan. Salah satu cara meningkatkan pendapatan keluarga adalah dengan memberikan alternatif usaha. Salah satu usaha yang dikenalkan dalam sosialisasi ini adalah usaha telur asin yang praktek pembuatannya telah disosialisasikan oleh tim Jurusan Peternakan yang lain (Kusisiyah dan Desia Kaharuddin). Alternatif usaha lain yang dikenalkan adalah usaha bakso (yang diperkaya dengan antioksidan alami berupa daun senduduk) (Tim pengabdi Suharyanto, Bieng Brata dan Yurike). Pengenalan usaha alternatif lainnya adalah pembuatan pupuk organik (Tim Pengabdi Sutriyono, Endang Sulistyowati dan Edi Soetrisno).

Dalam sosialisasi ini, dikenalkan bahwa masyarakat dapat mengkonsumsi telur dikarenakan telur merupakan sumber protein yang relatif terjangkau. Satu butir telur dapat memenuhi kebutuhan protein hewani asal ternak karena mengkonsumsi satu butir telur ayam memberikan kontribusi protein sebanyak 6 g. Jadi, masyarakat dapat mengkonsumsi telur ayam satu butir per hari. Masyarakat dapat mengurangi konsumsi rokoknya untuk digantikan dengan mengkonsumsi telur ayam.

Masyarakat Desa Marga Sakti sangat antisias dalam mengikuti sosialisasi ini, dan termotivasi untuk meningkatkan konsumsi protein asal ternak. Upaya sosialisasi ini perlu dilakukan secara berkala untuk meningkatkan kesadaran gizi masyarakat.

Definisi Sunah Sekarang Berubah

Dalam fikih Islam ada definisi wajib, sunah, makruh dan mubah. Definisi wajib adalah jika suatu perbuatan/ibadah dilakukan maka seseorang akan mendapat pahala, dan jika tidak dilakukan akan mendapat dosa. Makruh suatu perbuatan yang jika dilakukan tidak mendapat dosa dan jika ditinggalkan akan mendapat pahala. Mubah adalah suatu perbuatan jika jika dilakukan atau tidak dilakukan tidak mendapat pahala atau dosa. Sunah dulu didefinisikan sebagai perbuatan/ibadah yang jika dilakukan akan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa/tidak apa-apa. Nah, definisi sunah sekarang ada yang merevisinya. Sunah, menurut definisi yang baru, adalah suatu ibadah yang jika dilakukan mendapat pahala, dan jika ditinggalkan rugi.

Mengapa rugi? Iya rugi karena kita tidak mendapat pahala. Shalat sunah fajar adalah shalat sunah yang dalam hadist disebutkan merupakan ibadah yang lebih baik dari dunia dan seisinya. Ini menunjukkan bahwa ibadah sunah tersebut sangat besar pahalanya. Lalu kita tidak melaksanakannya. Iya memang tidak berdosa, tapi rugi, karena tidak memperoleh pahala yang amat besar dari Allah s.w.t. Shadaqoh secara fikih adalah sunah. Akan tetapi banyak manfaat dari shodaqoh ini, misalnya menjalin silaturahim, menambah keimanan, menambah rizki, mencegah musibah, bisa mengurangi angka kemiskinan dan jurang antar di miskin dan si kaya, dll. Jadi jika kita shodaqoh akan mendapat manfaat baik secara langsung atau tidak langsung, baik di dunia maupun di akhirat. Jadi bukankah kita rugi jika tidak shadaqoh.

Jadi mari selain kita menunaikan ibadah-ibadah yang wajib, kita tunaikan juga ibadah-ibadah yang sunah. Mudah-mudahan Allah menjadikan kita semua sebagai hamba-Nya yang shaleh dan shalihah, aamiin.

Pelatihan Pembuatan Nugget Ayam Sebagai Salah Satu  Peluang Usaha Untuk Meningkatkan Pendapatan Keluarga Di Desa Srikaton Kabupaten Bengkulu Tengah

Ditulis oleh: Irma Badarina, Nurmeiliasari dan Yurike

Tim dari Magister Pengelolaan Sumber Daya Alam yang terdiri dari Dr. Irma Badarina, Dr. Nurmeiliasari dan Dr. Yurike telah melakukan pengabdian pada masyarakat di Desa Srikaton Kab. Bengkulu Tengah dengan judul: “Pelatihan pembuatan nugget ayam sebagai salah satu peluang usaha untuk meningkatkan pendapatan keluarga di Desa Sri Katon Kab Bengkulu Tengah”. Nugget ayam atau Chicken nugget adalah salah satu produk dengan bahan baku daging ayam. Produk ini berupa restructured meat dengan macam-macam produk sesuai keinginan, dipadu dengan sedikit tepung kemudian diselimuti dengan tepung panir, sehingga rasanya sangat diminati oleh berbagai kalangan.

Pembuatan nugget ayam selain merupakan diversifikasi pengolahan daging ayam, juga memberikan nilai tambah menjadi produk siap saji serta dapat meningkatkan peluang usaha. Produk nugget ayam memiliki potensi pasar yang bagus untuk dikembangkan sebagai produk yang menguntungkan dan bermanfaat bagi kesehatan, teknologi pengolahannya sederhana, mudah dilakukan dan tidak membutuhkan modal yang besar.

Kegiatan pelatihan pembuatan nugget dalam program Program Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan melatih ketrampilan ibu-ibu PKK di Desa Srikaton Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah.  Data kependudukan di Desa Srikaton menunjukkan   bahwa sebagian besar penduduk berada pada usia produktif, tetapi persentase terbesar penduduk tidak bekerja atau belum bekerja mencapi 57%, dimana sebagian besar merupakan wanita berumur produktif.  Kondisi ini tentu akan mempengaruhi pendapatan perkapita rumah tangga.  Oleh sebab itu perlu dicari solusi menciptakan peluang usaha bagi para wanita usia produktif tersebut salah satunya dengan memberikan pelatihan pembuatan nugget ayam yang ditawarkan pada kegiatan pengabdian masyarakat ini.

Hasil penyuluhan menunjukkan bahwa motivasi warga untuk menjadikan nugget ayam sebagai usaha rumah tangga sangat tinggi. Warga dengan antusias membuat nugget sesuai dengan arahan tim pengabdi. Diharapkan ke depan, nugget ayam dapat menjadi salah satu usaha yang dapat menopang pendapatan keluarga.

Pengenalan Ayam Ketarras melalui Penyebaran Bibit ke Masyarakat di Desa Harapan Makmur Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah

Berita ditulis oleh: Ir. Desia Kaharuddin, MP, Ir. Kususiyah, MS dan Prof. Dr. Ir. Yosi Fenita, MP

Tim Jurusan Peternakan Universitas Bengkulu yang terdiri dari Ir. Desia Kaharuddin, MP, Ir. Kususiyah, MS dan Prof. Dr. Yosi Fenita, MP melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat di Desa Harapan makmur Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkuklu Tengah . Kegiatan tersebut berjudul: “Pengenalan Ayam Ketarras melalui Penyebaran Bibit ke Masyarakat di Desa Harapan Makmur Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah”. Kegiatan tersebut telah dilakukan pada tangal 28 Oktober 2022. Dalam kegiatan tersebut telah dilakukan beberapa kegiatan antara lain penyuluhan tentang pengenalan ayam Ketarras, pemberian bibit ayam Ketarras sebanyak 25 betina dan 5 ekor pejantan kepada 5 anggota yang memenuhi syarat yaitu mempunyai kandang berumbaran. Penyerahan ayam Ketarras telah dilakukan pada tanggal 9 Nopember 2022. Ayam Ketarras ini merupakan produk dari Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu.

Masyarakat sangat antusias terlihat dari banyaknya pertanyaan tentang ayam Ketarras. Mereka semua bermaksud untuk memelihara ayam tersebut. Mereka termotivasi karena ayam tersebut tidak mengeram. Namun, tim pengabdian hanya dapat memberikan bibit secara terbatas. Harapannya, nanti ayam yang telah diserahkan kepada peternak tersebut dapat berkembang dan kemudian digulirkan ke peternak lainnya.

PENERAPAN KEBIASAAN BARU

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN KARKAS & NON KARKAS DALAM SITUASI WABAH PMK

Urip Santoso, Nurmeiliasari dan Muhammad Dani

Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu

Pendahuluan

            Penyakit Mulut dan Kuku  pertama kali dilaporkan di Malang pada tahun 1887 yang disebsbkan oleh impor sapi dari Belanda. Penyakit ini kemudian menyebar ke  Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Pada tahu 1974 dimulai program vaksinasi massal sehingga pada periode 1980–1982 tidak ada lagi kasus PMK. Wabah PMK kembali terjadi di Blora wa Tengah pada 1983. Namun, wabah ini dapat dikendalikan dengan vaksinasi. Indonesia mendeklarasikan diri bebas dari PMK pada 1986. Status bebas ini diakui secara internasional oleh OIE pada tahun 1990. Namun pada bulan Mei 2022, wabah penyakit mulut dan kuku dilaporkan terjadi lagi di Jawa Timur. Penyakit mulut dan kuku ini dengan cepat menyebar ke seluruh wilayah Indonesia. Pemerintah kemudian membentuk satgas Penyakit Mulut dan Kuku, dan mulai melakukan vaksinasi secara massal pada ternak berkuku belah yang sehat. Tentu saja hal ini sangat merugikan terutama bagi peternak, karena banyak ternaknya mati. Selain itu, konsumen juga takut membeli produk ternak dari ternak berkuku belah seperti sapi, kambing dan lain sebagainya meskipun sudah disosialisasikan bahwa produk ternak dari ternak yang terinfeksi itu aman dikonsumsi.

            Penyakit Mulut dan Kuku ini buka penyakit zoonosis, sehingga penyakit ini tidak menginfeksi pada manusia. Jadi manusia yang mengkonsumsi produk ternak yang terinfeksi penyakit ini tidak akan terkena penyakit tersebut. Namun demikian, manusia dapat menjadi sumber penyebaran penyakit ini melalui salah satunya adalah melalui distribusi, pengolahan dll. Untuk itu, sangat penting bagi kita memperhatikan hal ini. Hal ini menuntut kita semua untuk menerapkan kebiasan baru, khususnya dalam pengolahan produk ternak berkuku belah.

Baca lebih lanjut

Tendik Magister PSDA Unib Pelatihan Manajemen Risiko

Untuk meningkatkan kualitas Tenaga Kependidikan (Tendik) Magister PSDA Universitas Bengkulu, maka Pengelola Magister PSDA Unib telah mengirim tendiknya mengikuti pelatihan Manajemen Risiko Quest Hotel Kuta, Bali. Pelatihan dilakukan selama 3 hari yaitu dari tanggal 18-20 Juli 2022. Narasumber adalah Dody Sanjaya, ST., MMKom. Pelatihan ini sangat penting artinya bagi kemajuan Magister PSDA ke depan, sebab pengetahuan dan keterampilan manajemen risiko merupakan  salah satu faktor penting dalam pengelolaan program studi.

STUDI LITERATUR PEMANFAATAN LIMBAH TULANG IKAN TENGGIRI UNTUK BERBAGAI PRODUK  DALAM PENERAPAN ZERO WASTE DI KOTA BENGKULU

Deddy Muladi Togatorop

Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu

Jln. WR. Supratman, Kandang Limun, Bengkulu, Indonesia

E-mail: deddytogatorop04@gmail.com

ABSTRAK

Limbah tulang tenggiri merupakan salah satu buangan dari penggilingan ikan tenggiri yang belum dimanfaatkan secara optimal sehingga dapat mencemari lingkungan dan berdampak pada kesehatan masyarakat. Tujuan dari studi ini yaitu untuk memberikan wawasan tentang cara memanfaatkan limbah tulang tenggiri dalam penerapan zero waste di kota Bengkulu sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan disekitar industri penggilingan ikan. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kajian kepustakaan (library research) yang merujuk pada jurnal dan buku yang diterbitkan dalam kurun waktu 15 tahun terakhir. Hasil studi yang diperoleh yaitu pemanfaatan limbah tulang tenggiri di kota Bengkulu dapat dijadikan dalam berbagai produk yaitu pembuatan gelatin, pembuatan tepung tulang tenggiri kaya kalsium serta pembuatan hidroksiapatit. Pemanfaatan limbah tulang tenggiri di kota Bengkulu dalam penerapan zero waste perlu dilakukan karena Bengkulu memiliki kawasan pesisir yang sangat luas (panjang) sehingga memiliki potensi hasil laut (ikan tenggiri) yang cukup besar. Pemanfaatan limbah tulang ikan tenggiri dapat menghasilkan nilai tambah bagi industri penggilingan ikan serta dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

Kata Kunci : Kota Bengkulu, Ikan Tenggiri, Limbah Tulang Tenggiri, Zero Waste

  1. PENDAHULUAN
Baca lebih lanjut

 PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN  RUANG TERBUKA HIJAU DI “KAWASAN AGROPOLITAN CENTER” KABUPATEN MUSI RAWAS

Informasi tentang S2 PSDA Unib

RUKMAWATY

Mahasiswa Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

ABSTRAK

Sebagai Ibukota Kabupaten yang baru hasil  perpindahan  dari wilayah Kota Lubuk Linggau, Kecamatan Muara Beliti membangun Komplek Perkantoran Agropolitan Center, dimana pada Kawasan tersebut tersusun atas kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung diwujudkan dengan pembangunan Ruang Terbuka Hijau, Taman Kota dan Hutan Kota, yang saat ini keberadaanya sangat dinikmati oleh masyarakat Kabupaten Musi rawas dan Sekitarnya. Pembangunan Ruang Terbuka Hijau dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan dibantu oleh pihak swasta, sedangkan pembangunan taman kota dilakukan oleh Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang. Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau dan Hutan Kota dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup, sedangkan untuk Taman Kota dikelola oleh Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang. Kondisi ruang terbuka hijau, taman kota dan hutan kota cukup terawat karena dilakukan pemeliharaan rutin pada Kawasan Kawasan tersebut. Keberadaan Ruang terbuka Hijau, Taman Kota dan Hutan Kota sangat dinikmati oleh masyarakat sebagai sarana wisata, olah raga dan social budaya.

Kata Kunci : Ruang Terbuka Hijau, Pembangunan, Pengelolaan,manfaat

Baca Selengkapnya

KAJIAN TENTANG DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP LINGKUNGAN

Oleh : Rozi

Mahasiswa Magister Pengelolaan Sumber Daya Alam Universitas Bengkulu

ABSTRAK

Perubahan iklim tidak lagi sebagai isu, tetapi telah menjadi kenyataan yang memerlukan tindakan nyata secara bersama pada tingkat global, regional maupun nasional. Perubahan iklim merupakan fenomena global yang dipicu oleh peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK), yaitu CO2, CH4, N2O, SF6, HFC, dan PFC yang terjadi akibat aktivitas manusia seperti pemanfaatan bahan bakar fosil, pengembangan industri, limbah, usaha pertanian dan peternakan, dan konversi lahan yang tidak terkendali. Aktivitas tersebut mengakibatkan terperangkapnya radiasi di atmosfer sehingga meningkatkan suhu permukaan bumi secara global. Dampak perubahan iklim telah diakui sebagai ancaman terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi suatu masyarakat. Kajian tentang perubahan iklim serta dampaknya terhadap lingkungan terutama kehidupan masyarakat sangat diperlukan, agar masyarakat lebih menyadari akan manfaat peran serta masyarakat dalam upaya mengatasi perubahan iklim dengan aksi adaptasi dan mitigasi yang perlu dilakukan secara integral antar semua sektor.

Kata Kunci : Perubahan Iklim, GRK, Adaptasi, Mitigasi

PENDAHULUAN

Baca lebih lanjut