Beberapa Kasus Linieritas Pendidikan Bagi Dosen

Oleh: Urip Santoso

Kasus 1: Seseorang melamar untuk jadi dosen di Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia di suatu perguruan tinggi. Ijazah yang dimilikinya (S1 & S2) adalah Sastra Indonesia. Dalam kasus ini ia ditolak karena dinilai tidak linier.
Kasus 2: Seseorang mempunyai ijazah S1 Ilmu Ekonomi, S2 Manajemen, S3 Manajemen Pendidikan. Ia mengajar di Fakultas Ekonomi. Ketika ia mengajukan kenaikkan jabatan ke Guru Besar ia ditolak karena dinilai tidak linier, sebab judul-judul karya ilmiah yang ditulisnya adalah bidang manajemen bisnis. Ia dianjurkan untuk S3 lagi di bidang Manajemen, Fakultas Ekonomi atau ia pindah ke FKIP dengan catatan karya ilmiah yang diajukan nantinya adalah karya ilmiah di bidang manajemen pendidikan. Suatu pilihan yang sama-sama sulit.
Kasus 3: Seorang dosen mempunyai ijazah S1 dan S2 Ilmu Peternakan dan home basenya di Jurusan Peternakan. Ia sekarang menempuh S3 di Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan topik disertasinya berkaitan dengan manajemen ternak potong. Adakah ia nantinya dapat mengajukan ke jabatan guru besar? Kalau kita merujuk pada Surat Edaran Dikti no. 696/E.E3/MI/2014 point 2 b, maka dosen tersebut bisa naik ke jenjang guru besar asalkan ia mempunyai publikasi internasional yang serumpun dengan pendidikan S3-nya. Tentu saja publikasi yang lainnya juga harus sejalan dengan pendidikan S3-nya. Namun jika merujuk pada point 2a maka bisa jadi dosen tersebut akan mendapat hambatan untuk ke guru besar sebab antara Peternakan dan Ekonomi tidak serumpun. Sesungguhnya, jika kita melihat topik disertasinya maka dosen tersebut masih dapat dinyatakan bahwa ia dapat memberikan kontribusi yang besar dalam pencapaian Capaian Pembelajaran Utama Lulusan Peternakan, atau bisa saya nyatakan bahwa dosen tersebut masih linier dengan S1, S2 dan Prodi tempat ia bekerja. Tapi adakah Dikti akan menganalisis sampai sejauh ini? Semoga!
Kasus 4: Seorang dosen S1nya Pendidikan Bahasa Indonesia, S2nya Kewiraan dan S3nya Pendidikan Lingkungan. Ia sudah Lektor Kepala dengan Golongan IV/c. Ia mengajar di FKIP. Bisakah ia naik jabatan ke guru besar? Kalau merujuk pada point 2a dan 2b, maka dosen tersebut masih ada peluang naik ke guru besar asalkan semua karya-karya ilmiah yang diajukannya adalah mengenai pendidikan lingkungan, dan ia bisa membuktikan bahwa kepakarannya sangat mendukung untuk mencapai Capaian Pembelajaran Lulusan.
Itulah beberapa contoh ilustrasi kasus. Inilah ketentuan yang dikeluarkan oleh Dikti melalui Surat Edaran no. 696/E.E3/MI/2014 sebagai berikut.
1) Pada penerimaan dosen baru dan pembukaan prodi baru
Linieritas bidang ilmu dosen memberikan makna bahwa disiplin ilmu yang dimiliki dosen yang akan berkarya pada sebuah program studi harus memiliki kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi , dan ketercapaian Capaian Pembelajaran Utama Lulusan di prodi tempat berkarya.
2) Pada kenaikkan jenjang jabatan
a) Linieritas bidang ilmu dosen memberikan makna bahwa disiplin ilmu yang dimiliki dosen yang berkarya pada sebuah prodi yang pohon keilmuannya berbeda namun dalam satu rumpun yang sama, tetap dapat naik jenjang jabatan, sepanjang dapat menunjukkan keterkaitan dalam pengembangan keilmuan prodi tersebut, yang ditunjukkan oleh publikasi karya ilmiah dalam jurnal terakreditasi atau terindeks.
b) Dalam hal kenaikkan jabatan ke guru besar dimungkinkan apabila bidang pendidikan S1 dan S2 berbeda dengan pendidikan S3 yang ditekuninya, sepanjang dapat menunjukkan publikasi internasional serumpun dengan pendidikan akhir yang ditempuhnya dengan merujuk pada ketentuan yang berlaku.
3) Rujukkan pengelompokkan Rumpun Ilmu tercantum pasal 10 ayat 2 UU no. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

Dengan demikian , linieritas dapat diartikan sebagai relevansi bidang ilmu dalam sebuah program pendidikan yang akan menunjang ketercapaian visi dan misi program studi tersebut.