Menulis Artikel Ilmiah Penting bagi Guru

Oleh: Urip Santoso
Setelah guru berpangkat pembina golongan ruang IV/a dengan jabatan guru madya, para guru tidak dapat dengan cepat naik pangkat ke IV/b jika dibandingkan ketika masih golongan II dan III. Mereka terkendala Permenpan No. 84/1993 yang mewajibkan bagi guru untuk naik pangkat dari IV/a ke atas dipersyaratkan mengembangkan keprofesiannya dengan membuat karya inovatif. Salah satunya berupa karya tulis ilmiah dengan bobot nilai angka kredit 12. Permenpan tersebut diganti dengan Permenpan No. 16/2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.Pengganti Permenpan No. 84/1993 tersebut mulai berlaku 1 Januari 2013. Peraturan baru ini berpotensi akan semakin membuat guru frustrasi jika tidak melakukan perbaikkan diri khususnya dalam mengasah kemampuan menulis.
Telah diatur pada rincian kegiatan dan unsur yang dinilai, pada Permenpan no. 16 tahun 2009 pasal 17 menyebutkan bahwa guru Pertama, pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b yang akan naik jabatan/pangkat menjadi Guru Muda, pangkat Penata, golongan ruang III/c angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat, paling sedikit 4 (empat) angka kredit dari sub unsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif, dan paling sedikit 3 (tiga) angka kredit dari sub unsure pengembangan diri. Dan untuk kenaikan pangkat selanjutnya khusus angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat, paling sedikit sub unsure publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif adalah 6, 8, 12, 12, 14 dan 20 serta penambahan jumlah pada sub unsure pengembangan diri 0, 1, 1, 1, 2, dan 2 dari batas awal pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b naik jabatan/pangkat menjadi Guru Muda, pangkat Penata, golongan ruang III/c sampai dengan Guru Utama, pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d yang akan naik pangkat menjadi Guru Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e (http://safridaummiwaffa.blogspot.com/2014/01/menulis-artikel-bagi-guru.html). Jadi menurut Permenpan ini guru yang akan naik pangkat ke III/c sudah wajib publikasi ilmiah.
Yang dimaksud dengan publikasi ilmiah adalah menjadi pemrasaran/narasumber pada forum ilmiah, melaksanakan publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan ilmu pada bidang pendidikan formal baik berupa buku, karya tulis dalam majalah atau jurnal ilmiah, laporan, makalah, artikel ilmiah, modul/diklat dan karya hasil terjemahan.

Menulis Jadi Kendala
Mengapa guru terkendala naik pangkat dikarenakan kewajiban publikasi ilmiah? Banyak faktor penyebabnya antara lain rendahnya kemampuan menulis karya ilmiah. Mengapa rendah? Karena guru tidak pernah berlatih menulis karya ilmiah dalam bentuk apapun. Mengapa demikian? Banyak alasan yang dikemukakan oleh guru! Belum pernah mengikuti pelatihan menulis karya ilmiah, tidak punya bakat, tidak punya ide/gagasan, tidak punya minat apalagi kemampuan dan masih segudang alasan untuk tidak menulis karya ilmiah.
Kalau alasannya belum pernah mengikuti pelatihan menulis karya ilmiah, maka hal ini bisa diadakan oleh sekolah yang bersangkutan. Akan tetapi apakah setelah mengikuti pelatihan lalu otomatis bisa menulis? Tidak kawan! Guru harus berlatih menulis secara terus menerus.Pada tahap ini banyak guru berguguran dan menyerah. Alasannya? Tidak punya gagasan/ide atau tidak punya bakat, atau tidak berminat dsb. Jika alasannya tidak punya gagasan/ide maka ide/ggasan bisa diciptakan. Caranya? Dengan banyak membaca, baik membaca buku/artikel ilmiah dll., membaca fenomena di sekeliling kita, berdiskusi tentang sesuatu hal dan masih banyak cara lain yang dapat ditempuh. Tanpa membaca maka ide atau gagasan tidak akan pernah timbul. Kalau alasannya tidak punya bakat, maka sesungguhnya mereka yang normal mempunyai potensi kemampuan menulis. Tinggal diasah saja! Saya sudah mencoba kata sebagian guru tapi tetap tidak bisa! Ketika ditanya berapa lama sudah mencoba? Mereka diam tanpa bicara, atau ada juga yang mau bicara kalau mereka baru mencoba satu kali, dua kali atau tiga kali. Itu memang tidak cukup! Untuk bisa menulis itu harus berlatih secara berkesinambungan, tidak mudah putus asa dan apalagi memutuskan bahwa diri mereka tidak bisa menulis. Harusnya seorang guru bisa memotivasi diri sendiri bahwa kalau orang lain bisa mengapa saya tidak bisa! Jadi, terus berlatih. Soalnya bagaimana cara berlatihnya. Itu saja!

Cara berlatih menulis
Mereka yang sudah mencoba menulis beralasan bahwa begitu menulis langsung seret dan macet alias tidak bisa menuangkan gagasannya. Ada juga yang beralasan sudah mencoba menulis tapi ketika dibaca sepertinya tidak karuan sehingga berhenti di tengah jalan. Ada juga yang beralasan bahwa mereka sudah menulis tapi bahasanya kacau balau. Ada juga yang mengatakan bahwa tulisannya tidak sinambung antar alinea sehingga segera berhenti menulis. Mungkin masih banyak lagi alasannya.
Nah, bagaimana caranya agar tidak terjebak dalam hal-hal di atas? Mengikuti pelatihan bagaimana cara menulis itu memang penting. Menulis dengan bahasa yang baik itu memang harus. Kesinambungan antar paragraf atau antar subjudul itu memang wajib hukumnya. Mengikuti tata cara baku format karya ilmiah itu juga harus. Tapi jika itu semua membuat Anda beku, maka harus ada cara lain yang membuat pena Anda tidak macet.
Bagaimana caranya? Pertama-tama yang harus dilakukan adalah yakin bahwa Anda pasti bisa menulis. Untuk tahap awal Anda tidak usah memikirkan apa judulnya, atau memikirkan bagaimana kerangka tulisannya, atau memikirkan bahasanya. Lalu apa yang harus dilakukan? Tulis semua apa yang ingin Anda tulis! Tidak peduli bahasanya gado-gado. Tidak peduli apakah sinambung atau tidak. Kan tidak ada judul. Kan tidak ada kerangka tulisan! Jadi? Tulis apa yang ingin ditulis sampai pena Anda tidak bisa lagi bergerak. Setelah itu simpan draft tulisan tadi. Di saat yang lain, bacalah tulisan Anda itu. Tak usah dipikirkan tulisan Anda masih tidak jelas. Lalu? Lanjutkan menulisnya. Terus menulis sampai pena Anda macet. Lakukanlah hal ini sampai tiga kali.Simpan!
Di saat lain, dimana pikiran Anda lagi “fresh” bacalah draft tulisan Anda. Setelah dibaca cobalah pikirkan apa ya judul tulisan Anda. Caranya? Setelah Anda membaca pasti Anda sudah bisa menilai sebagian besar tulisan Anda itu tentang apa. Nah, buatlah judul tulisan yang masih bersifat sementara. Tidak usah dipikirkan apakah judulnya sudah bagus atau belum. Nah, berdasarkan judul sementara itu buatlah kerangka tulisan secara sederhana. Tidak usah dipikirkan apakah kerangka tulisan itu sesuai dengan judul atau tidak. Setelah itu bacalah beberapa tulisan yang yang sesuai dengan judul tulisan Anda. Pelajari kerangka tulisan yang ada. Nah, tentu saja Anda sekarang sudah tahu bagaimana memperbaiki kerangka tulisan yang telah dibuat. Perbaiki kerangka tulisan Anda! Selain mempelajari kerangka tulisan artikel tersebut, Anda juga harus membaca isi tulisan tersebut untuk memperkuat ilmu dan pengetahuan Anda yang berkaitan dengan judul tulisan Anda.
Nah, setelah Anda yakin bahwa Anda telah menguasai materi yang berkaitan dengan judul tulisan Anda, maka mulailah membuat draft tulisan pertama. Tidak usah berurutan. Tidak usah berpikir tentang bahasa, tidak usah berpikir tentang kesinambungan. Itu nanti! Mana yang paling mudah ditulis tulislah. Anda dapat saja ketika di sub judul macet, maka pindah ke sub-judul lain yang dengan mudah ditulis. Tulislah sampai semua sub-judul dalam tulisan Anda telah diisi semua. Jika ada sub-judul yang Anda belum tahu apa isinya,maka Anda kembali membaca tulisan yang berkaitan dengan sub-judul. Setelah Anda paham barulah mengisi sub-judul yang belum Anda isi. Saya tekankan jangan Anda hanya “copy-paste”, sebab hal ini akan membuat Anda tidak bisa menulis. Dan jika Anda hanya “copy paste” Anda berarti telah melakukan plagiasi. Jadi? Pahami isinya, buat intisari dari tulisan yang dibaca dengan bahasa sendiri. Setelah selesai maka draft pertama ini Anda simpan.
Di lain waktu ketika Anda dalam kondisi “fresh” cobalah ambil draft pertama Anda dan bacalah. Ketika Anda membaca mungkin akan Anda temui beberapa hal seperti: 1) ada kata, kelompok kata atau kalimat yang tidak bisa Anda pahami padahal itu tulisan Anda sendiri; 2) ketika Anda membaca tersendat-sendat karena Anda mencoba memahami tulisan Anda sendiri; 3) Anda menemukan beberapa hal yang tidak sesuai dengan judul tulisan Anda; 4) Anda menemukan beberapa kekurangan substansi (isi) dari tulisan Anda: 5) ketidak sinambungan antar alinea; 6) dan mungkin masih banyak lagi. Perbaiki draft pertama sesuai dengan hasil evaluasi Anda sendiri. Jika dibutuhkan tambahan materi dan Anda kurang menguasainya maka Anda perlu membaca artikel lain. Baru kemudian Anda bisa menuliskannya. Setelah selesai maka simpanlah draft kedua.
Di lain waktu di saat Anda sedang “fresh”, maka bacalah draft kedua tersebut. Tentu ketika Anda membaca draft kedua ini Anda akan merasa bahwa ternyata Anda bisa menulis. Dalam tahap ini bacalah apakah tulisan Anda lebih mudah dibaca? Apakah Anda merasa lancar ketika membaca. Jika masih terasa ada yang kurang lancar segera perbaiki, lalu dibaca lagi. Lebih lancar bukan? Pada tahap ini cobalah memeriksa bahasa dalam tulisan Anda, seperti: 1) apakah sudah sesuai dengan aturan tata bahasa; 2) apakah bahasanya masih terasa kaku; 3) apakah sudah menggunakan bahasa ilmiah sesuai dengan tuntutan yang berlaku; 4) apakah masih ada materi yang kurang atau tidak sesuai dengan judul atau yang lainnya; 5) dan mungkin masih ada lagi yang Anda rasa merupakan kekurangan tulisan Anda. Nah, perbaiki sesuai dengan hasil evaluasi Anda. Setelah selesai simpanlah!
Di saat lain dimana Anda “fresh” bacalah draft ketiga tersebut. Akan Anda rasakan bahwa Anda ternyata bisa menulis. Anda akan semakin yakin bahwa Anda bisa menulis. Cek draft ketiga tersebut apakah masih ada kekurangan yang harus diperbaiki,seperti: 1) kelancaran dalam membaca, 2) kemudahan membaca artikel Anda; 3) kemenarikkan tulisan; 4) kebersinambungan; 4) kesalahan ketik; 5) dan lain-lain. Simpanlah draft keempat ini.
Di saat lain bacalah draft keempat tersebut. Disini Anda harus mencocokan format tulisan sesuai dengan pedoman penulisan dalam jurnal ilmiah yang akan Anda tuju. Pelajari format, tabel, gambar, tata cara penulisan daftar pustaka dll. Sesuaikan tulisan Anda dengan tata cara penulisan yang berlaku pada jurnal ilmiah tersebut. Cek apakah ada kesalahan ketik atau tidak. Perbaiki tulisan Anda dan kemudian Anda minta teman Anda untuk membaca dan memberi komentar. Seyogyanya tulisan Anda dibaca oleh satu orang yang menguasai materi tulisan itu dan orang awam yang tidak menguasai materi itu.
Perbaiki tulisan Anda sesuai dengan komentar dari teman Anda, kemudian Anda baca lagi. Sebab setelah memasukkan saran dari teman Anda kesinambungan tulisan Anda berubah, sehingga harus diperbaiki agar tulisan Anda sinambung, menarik dan isi tulisan mencerminkan judul.

Kendala Ide
Jika seorang guru tidak punya ide/gagasan untuk ditulis menjadi karya ilmiah adalah cukup mengherankan. Sebab sesungguhnya para guru itu menghadapi berbagai masalah yang harus diatasi. Misalnya masalah nilai ulangan yang rendah, tingkat pemahaman siswa yang rendah, tingkat kelulusan siswa di ujian nasional rendah, tingkat daya tangkap siswa yang beragam dan lain sebagainya. Semuanya itu bisa dijadikan bahan untuk tulisan karya ilmiah baik karya ilmiah berupa hasil penelitian maupun hasil pemikiran. Guru dapat melakukan penelitian setiap semester untuk meningkatkan nilai siswa misalnya. Guru dapat mengubah metode pembelajarannya dan kemudian dievaluasi. Ya, guru harus selalu mengevaluasi anak didik mereka. Dan itu semua bisa dijadikan karya ilmiah. Biayanya relatif murah! Saya yakin itu terjangkau oleh kocek guru.

Semuanya tergantung Anda
Jadi semuanya itu tergantung Anda sendiri. Mau menulis atau hanya “copy paste”, atau malah menyerah. Tentu saja sebagai guru harus memilih menulis karya ilmiah sesuai dengan kode etik menulis. Copy paste itu mencuri, maka guru harus jauh dari hal ini. Menyerah? Oh tentu saja guru tidak boleh ada kamus menyerah. Jadi, maju terus apapun tantangannya.

13 respons untuk ‘Menulis Artikel Ilmiah Penting bagi Guru

  1. Nindya Lestari Suwardi / E1C019070

    Terimakasih pak materinya sangat membantu kami selaku mahasiswa serta membuka pengetahuan dan wawasan kami tentang bagaimana cara penyajian ilmiah yang baik dan benar. Sehingga kami sebagai mahasiswa dapat mencontoh materi ini untuk kedepanya.

    Suka

  2. Terima kasih pak dari jurnal ini, kami dapat mengetahui penulisan artikel ilmiah ini juga penting untuk kami para mahasiswa,sehingga kami dapat mengetahui cara penulisan ilmiah yang baik dan benar

    Suka

  3. Nama: Vera Ateka Sari
    Npm: E1C019031
    Kelas: A
    Terima kasih pak,jurnal ini sangat membantu kami dalam menambah wawasan dan pengetahuan

    Suka

  4. Nama:Eki Ditrian Pratama
    Npm: E1C018083
    Terima kasih banyak bapak, dengan jurnal ini sangat membantu kami dalam mendapatkan informasi menulis karya ilmiah yang sangat bermanfaat.

    Suka

Tinggalkan komentar