Tenses dalam Penulisan Artikel Ilmiah Berbahasa Inggris

Persyaratan untuk menjadi guru besar menjadi lebih berat dari tahun-tahun sebelumnya. Kini, untuk menjadi guru besar, dosen diwajibkan untuk publikasi di jurnal internasional bereputasi. Jurnal internasional bereputasi adalah jurnal ilmiah yang diindeks oleh scopus dan/atau ISI Thomson. Banyak dosen yang kurang memahami kriteria di atas, sehingga menjadi kecewa ketika jurnal yang dikira jurnal internasional bereputasi ternyata tidak. Untuk itu, dosen harus meyakinkan dulu apakah jurnal tersebut masuk scopus dan atau ISI Thomson atau tidak. Dosen juga perlu berhati-hati dalam memilih jurnal internasional, karena sering kali tertipu oleh tampilan jurnal yang menyebutkan nilai impact factor. Perlu diketahui bahwa banyak lembaga yang mengindeks jurnal ilmiah, dan mengeluarkan impact factor. Yang diakui oleh Dikti adalah impact factor dari ISI Thomson, bukan yang lain.

Nah, dalam penulisan artikel ilmiah berbahasa Inggris kita perlu memperhatikan tenses bahasa Inggrisnya. Jika kita kurang memperhatikan hal ini, maka artikel kita akan ditolak karena penggunaan tenses yang tidak tepat. OK, mari kita bahas!

Abstrak: abstrak ini biasanya merupakan intisari temuan kita, dan tentu saja sudah dilaksanakan. Untuk itu tenses yang tepat adalah menggunakan past tense.

Pendahuluan: Dalam pendahuluan kita menulis latar belakang, dan tentu saja disini kita memerlukan pustaka yang mendukung argumentasi kita. Di sini kita tentu saja menggunakan informasi yang sudah diterima oleh ilmuwan sebidang. Tenses yang digunakan biasanya adalah present tense. Penggunaan present tense ini menunjukkan bahwa kita yakin bahwa informasi itu relevan dan sampai saat ini masih dinilai benar meskipun penelitian itu sudah dilakukan di masa lampau. Kita bisa juga menggunakan present perfect tense ketika penelitian sebelumnya itu telah menjadi dasar/fondasi penelitian, atau bisa juga dikarenakan tidak cukup valid atau relevan dengan penelitian sebelumnya.

Materi dan metode: gunakan simple past tense ketika Anda menggambarkan apa yang dilakukan. Biasanya menggunakan passive voice. Namun, ketika Anda menjelaskan tabel atau gambar yang disajikan dalam artikel, maka digunakan present tense.

Hasil: gunakan past tense untuk menjelaskan data atau informasi yang diperoleh. Namun, ketika Anda menjelaskan tabel atau gambar yang disajikan dalam artikel, maka digunakan present tense.

Pembahasan: Dalam pembahasan, Anda akan menjelaskan hasil yang signifikan. Untuk kasus ini maka dapat digunakan present tense. Kita menggunakan past tense untuk menjelaskan intisari temuan, dan gunakan present tense ketika kita menginterpretasikan data/informasi tersebut.

Simpulan: Biasanya menggunakan kombinasi tenses. Disini biasanya kita mengemukakan intisari temuan dan implikasi temuan, keterbatasan hasil penelitian, dan memberikan saran. Untuk mengemukakan intisari temuan digunakan past tense, dan untuk saran digunakan present tense.

Demikian, semoga bermanfaat!

 

Menulis Artikel Ilmiah Penting bagi Guru

Oleh: Urip Santoso
Setelah guru berpangkat pembina golongan ruang IV/a dengan jabatan guru madya, para guru tidak dapat dengan cepat naik pangkat ke IV/b jika dibandingkan ketika masih golongan II dan III. Mereka terkendala Permenpan No. 84/1993 yang mewajibkan bagi guru untuk naik pangkat dari IV/a ke atas dipersyaratkan mengembangkan keprofesiannya dengan membuat karya inovatif. Salah satunya berupa karya tulis ilmiah dengan bobot nilai angka kredit 12. Permenpan tersebut diganti dengan Permenpan No. 16/2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.Pengganti Permenpan No. 84/1993 tersebut mulai berlaku 1 Januari 2013. Peraturan baru ini berpotensi akan semakin membuat guru frustrasi jika tidak melakukan perbaikkan diri khususnya dalam mengasah kemampuan menulis.
Telah diatur pada rincian kegiatan dan unsur yang dinilai, pada Permenpan no. 16 tahun 2009 pasal 17 menyebutkan bahwa guru Pertama, pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b yang akan naik jabatan/pangkat menjadi Guru Muda, pangkat Penata, golongan ruang III/c angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat, paling sedikit 4 (empat) angka kredit dari sub unsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif, dan paling sedikit 3 (tiga) angka kredit dari sub unsure pengembangan diri. Dan untuk kenaikan pangkat selanjutnya khusus angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat, paling sedikit sub unsure publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif adalah 6, 8, 12, 12, 14 dan 20 serta penambahan jumlah pada sub unsure pengembangan diri 0, 1, 1, 1, 2, dan 2 dari batas awal pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b naik jabatan/pangkat menjadi Guru Muda, pangkat Penata, golongan ruang III/c sampai dengan Guru Utama, pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d yang akan naik pangkat menjadi Guru Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e (http://safridaummiwaffa.blogspot.com/2014/01/menulis-artikel-bagi-guru.html). Jadi menurut Permenpan ini guru yang akan naik pangkat ke III/c sudah wajib publikasi ilmiah. Baca lebih lanjut

KIAT-KIAT PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL ILMIAH INTERNASIONAL

Oleh:
Urip Santoso

Pendahuluan
Penulisan artikel ilmiah dalam jurnal internasional sebenarnya tidak jauh berbeda dengan penulisan artikel ilmiah pada jurnal nasional maupun lokal. Namun barangkali ada sedikit perbedaan yang perlu disampaikan yang akan diuraikan pada makalah ini. Salah satu kriteria artikel ilmiah bertaraf internasional adalah bahwa artikel ilmiah tersebut haruslah diminati oleh dunia internasional. Jadi sifatnya universal. Hanya jurnal-jurnal ilmiah pada bidang tertentu saja (bahasa, budaya dll.) yang dapat memuat tentang artikel ilmiah berskala lokal kedaerahan.
Ciri utama jurnal bertaraf internasional adalah menggunakan bahasa internasional, “editorial boards”-nya berasal dari berbagai negara atau paling sedikit mempunyai “consulting editor” dan “reviewer dari berbagai negara serta peredaran jurnal sangat luas di berbagai negara. Namun, sebuah jurnal berskala internasional tidak harus memenuhi semua kriteria tersebut di atas. Kriteria utama jurnal berskala internasional adalah bahwa jurnal tersebut diakui mutunya dan menjadi referensi para ilmuwan internasional. Semakin banyak dan sering ilmuwan internasional menyitasi isi jurnal bagi keperluan tulisan ilmiah internasional maka semakin baik mutu jurnal yang bersangkutan. Jadi, jurnal yang berbahasa Inggris tidak otomatis menjadi jurnal internasional.
Mempublikasikan artikel ilmiah pada jurnal bertaraf internasional mempunyai beberapa manfaat antara lain artikel ilmiah sebagai hasil kegiatan penelitian kita dapat dibaca oleh para ahli di seluruh dunia, yang dapat membawa nama kita pribadi dan institusi menjadi harum. Selain itu, berdasarkan peraturan baru tentang persyaratan kenaikkan pangkat dan jabatan dosen, publikasi ilmiah internasional mendapat angka kredit yang besar yaitu 40. DIKTI melalui proyek URGE di masa lalu menyediakan hadiah sebesar sepuluh juta rupiah bagi para penulis yang mampu menerbitkan artikel ilmiah pada jurnal internasional yang berkualitas. Baca lebih lanjut